PLN Bangun Hydrogen Refueling Station Di Senayan

Estimated read time 3 min read

PLN Bangun Hydrogen Refueling Station Di Senayan – PT PLN( Persero) lewat subholding PLN Indonesia Power lekas mengoperasikan Stasiun Pengisian Hidrogen. Ataupun Hydrogen Refueling Station( HRS) awal di Indonesia yang berlokasi di Senayan, Jakarta. Progres pembangunan HRS tersebut saat ini menggapai 98% serta di targetkan berakhir pada Februari 2024.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo berkata, langkah ini melanjutkan pemanfaatan hasil penciptaan hidrogen hijau dari 21 Green Hydrogen Plant yang di operasikan perseroan semenjak November 2023. Ia menegaskan perihal ini pula jadi upaya mereduksi emisi karbon di zona transportasi.

” Ini jadi fakta, we walk the talk kalau komitmen ini kami wujudkan dalam wujud nyata. Tidak cuma infrastruktur pengisian energi kendaraan listrik. Kami pula siap memperkenalkan Hydrogen Refueling Station awal di Indonesia selaku opsi tenaga yang ramah area untuk kendaraan. ” ucap Darmawan Rabu( 17/ 1/ 2024).

Buat di kenal HRS nantinya melayani seluruh tipe kendaraan berbasis hidrogen dari kendaraan individu, kendaraan universal, sampai kendaraan berat. Karena pada pembangunan sesi awal ini, HRS Senayan di lengkapi dengan HRS 150 bar sampai 300 bar. Serta secara bertahap hendak di naikkan sampai 700 bar.

Ia mengatakan, PLN pula lagi membuat inovasi kendaraan listrik berbasis hidrogen yang hendak di pamerkan di kala peresmian HRS Senayan. Kendaraan besutan kepunyaan Subholding PLN Nusantara Power tersebut berbasis tekanan 150 bar.

PLN Bangun Hydrogen Refueling Station Di Senayan

” Pengembangan rantai pasok hidrogen hijau ini sekalian menguatkan ketahanan tenaga nasional. Maksudnya, kita bergeser dari BBM yang kebanyakan berbasis pada impor ke green hydrogen yang di buat dalam negeri di dalam negara,” tambahnya.

Baca Juga :

PLN Raih 779 Penghargaan di 2023

Darmawan menarangkan bersumber pada perhitungan PLN. Bahan bakar green hydrogen yang di hasilkan dari sisa operasional pembangkit sangat kompetitif bila di banding dengan BBM. Di mana per 1 km( kilometer) mobil BBM memerlukan bayaran Rp 1. 400, sebaliknya mobil listrik sebesar Rp 370 per kilometer, serta mobil hidrogen cuma Rp 350 per kilometer.

” Sehingga, transisi tenaga ini kurangi pemakaian tenaga beremisi besar di zona transportasi sekalian bergeser ke tenaga yang ramah area, apalagi nol emisi, serta pasti dengan harga jauh lebih murah,” jelasnya.

Darmawan menguraikan, HRS Senayan hendak di lengkapi charger electric vehicle berbasis hidrogen yang mempunyai guna sama dengan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Universal( SPKLU). Di samping itu, hendak di bentuk Hydrogen Center serta Hydrogen Gallery Room selaku pusat pelatihan serta pembelajaran terpaut hidrogen di Indonesia.

Lebih lanjut, ia menarangkan PLN di kala ini sanggup memproduksi 199 ton green hydrogen. Dari total penciptaan tersebut, PLN cuma memakai 75 ton buat kebutuhan operasional pembangkit, sedangkan 124 ton sisanya dapat di gunakan buat kebutuhan yang lain.

Ada pula jumlah tersebut bisa di gunakan buat melayani 424 unit cell electric vehicle, sehingga bisa mengirit impor BBM sebesar 1, 55 juta liter/ tahun serta merendahkan emisi karbon sampai 3, 72 juta kilogram CO2/ tahun.

Ia menerangkan, buat melaksanakan program ini, PLN sudah bekerjasama dengan Departemen Tenaga serta Sumber Energi Mineral( ESDM), Tubuh Studi serta Inovasi Nasional( BRIN), serta Indonesia Fuel Cell and Hydrogen Energy( IFHE).

” Dalam ekspedisi panjang transisi tenaga ini, PLN tidak dapat berjalan sendirian, salah satunya metode buat senantiasa maju merupakan dengan kerja sama. Sebab apa juga tantangannya, kita wajib berjuang supaya bumi jadi tempat yang lebih baik untuk generasi mendatang,” tutup Darmawan.

 


You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours