Perusahaan Berkembang Pesat Tapi Bangkrut

Estimated read time 3 min read

Perusahaan Berkembang Pesat Tapi Bangkrut – Dunia tengah mengalami goncangan ekonomi semenjak pandemi Coronavirus Disease pada 2019 sampai di kala ini. Dampaknya banyak industri jadi korban, apalagi industri besar serta ternama juga wajib bangkrut.

Penyebabnya merupakan inflasi besar yang mengikis energi beli warga dan tren suku bunga besar yang menahan industri buat perluasan sebab kredit yang mahal.

Berikut brand besar yang jatuh akibat gonjang- ganjing ekonomi dunia:

Perusahaan Berkembang Pesat Tapi Bangkrut

The Body Shop

Industri kosmetika termasyhur dunia, The Body Shop bangkrut serta menutup ratusan gerainya di Amerika Serikat serta Kanada.

Ratusan toko di AS tercantum toko online tidak lagi beroperasi semenjak 1 Maret 2024. Sebaliknya di Kanada terdapat 33 toko dari 105 toko di jual.

” Inflasi yang besar dalam sebagian tahun terakhir sudah merugikan toko- toko semacam The Body Shop yang sebagian besar beroperasi di luar mal serta di peruntukan buat kelas menengah,” di lansir dari laporan CNN, Jakarta, Senin( 11/ 3/ 2024).

Silicon Valley Bank( SVB)

SVB di nyatakan kolaps satu tahun kemudian serta buat gempar seantero dunia. Investor juga khawatir krisis 2008 hendak kembali terjalin.

Bank terbanyak urutan ke- 16 di Amerika Serikat( AS) ini formal bangkrut cuma 48 jam sehabis berencana mengumpulkan dana buat menaikkan modal.

Bisa di katakan, ekspedisi 4 dekade SVB selaku pemberi pinjaman opsi dunia teknologi berakhir. Industri di tutup sebab kekhawatiran likuiditas.

Kebangkrutannya membuat pasar di AS panik. Presiden AS Joe Biden, Menteri Keuangan Janet Yellen, dan bank sentral The Fed langsung bersuara serta mengadakan rapat soal peristiwa ini.

Di kala SVB kolaps tidak cuma pasar AS yang panik, investor dunia juga mulai takut kalau tren suku bunga besar hendak memakan korban lebih banyak serta menyebar ke segala bank di dunia.

JD. ID

JD. ID awal kali beroperasi di Indonesia pada November 2015. JD. ID lahir dari kongsi antara Jingdong( JD. com) dengan firma ekuitas asal Singapore, Provident Capital.

Sehabis rentetan PHK serta menutup layanan logistik, JD. ID formal menutup layanannya merambah tahun ke- delapan beroperasi di Indonesia. Dalam pengumumannya, layanan tutup pada 31 Maret 2023.

JD. com mengumumkan penutupan itu dalam web resminya. Industri pula melaporkan tidak lagi menerima pesanan per 15 Februari 2023.

Giant

Bisnis ritel dengan format hypermarket ini sesungguhnya telah mulai melemah semenjak 2015. Pada di kala itu, industri memutuskan buat menutup 75 gerai Giant di beberapa wilayah sebab aspek rendahnya penjualan.

Tidak hanya itu, manajemen mengaku pelemahan ekonomi serta turunnya energi beli jadi pendukung di ambilnya keputusan tersebut.

Berselang 3 tahun, beberapa gerai Giant, paling utama Giant Expres kembali hadapi nasib seragam.

Dari awal mulanya berjumlah 166 gerai, terpangkas jadi 142 gerai. Perihal ini bersinambung pada Juli 2019, Giant yang ialah bagian dari Hero Group ini tutup di beberapa posisi.

Pada kesimpulannya manajemen menegaskan menutup segala gerai Giant pada akhir Juli 2021.

Saat sebelum bergabung di unit bisnis HERO, Giant di kenal ialah industri asal Malaysia yang di dirikan pada 1944 oleh Keluarga Teng. Berkantor pusat di Shah Alam, Selanggor Darul Ehsan, Giant sediakan bermacam keperluan setiap hari, dari mulai santapan sampai kebutuhan sandang.

Ini pastinya ikut membuat kekecewaan para emak- emak di Tanah Air karena Giant di ketahui dengan tempat berbelanja murah.


You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours