KNKT Bongkar 5 Temuan di Jalan Tol Cisumdawu

Estimated read time 3 min read

KNKT Bongkar 5 Temuan di Jalan Tol Cisumdawu – Komite Nasional Keselamatan Transportasi( KNKT) melaksanakan tinjauan ke jalur tol Cileunyi- Sumedang- Dawuan( Cisumdawu), serta menciptakan sebagian perihal berarti yang wajib di cermati.

KNKT menciptakan 5 perihal berarti dari tol yang telah beroperasi aktif semenjak Juli 2023 itu.

Ialah terpaut Jalan Penghentian Darurat( JPD) ataupun jalan penyelamat, genangan air( standing water). Terowongan kembar( twin tunnel), halte dengan bantalan tabrakan( crash cushion), kecepatan desain serta kecepatan operasional.

Jalan Penyelamat

Secara universal, JPD di jalur tol Cisumdawu, jarak pandang, lebar jalan kurang dari 10 m. Serta sudut masuk jalan penghentian darurat sebagian besar masih lebih besar dari 50. Tidak hanya itu masih ada bangunan rigid berbentuk pagar pengaman kaku. Ataupun bilik beton di sisi kanan dari arah masuk kendaraan pada dalam jalan penghentian darurat.

Di sebutkan, perihal ini berpotensi jadi hazard. Dari sebagian peristiwa kendaraan truk sirna kala menabrak bilik beton serta menimbulkan pengemudi serta sebagian penumpang wafat dunia.

Dalam pemakaian material penyusun JPD masih di temui memakai batuan kali dengan dimensi yang tidak seragam serta bercampur dengan pasir pula tanah. Sehingga material landasan hendak gampang memadat serta membeku apabila terserang hujan serta panas.

Keadaan ini melenyapkan energi hambat dari gravel serta menimbulkan tidak sanggup menghentikan laju kendaraan serta bisa memunculkan fatalitas pengendara.

Genangan Air

Belum lagi kala memandang hasil tinjauan di lapangan, di butuhkan ulasan kajian menimpa batas. Ataupun toleransi besar genangan air( standing water) pada di kala masa penghujan. Keadaan permukaan jalur hendak cenderung basah serta ada genangan air. Perihal ini bisa menyebabkan kendaraan tergelincir sehingga terjalin aquaplaning ataupun hydroplaning.

Bila merujuk pada standar standing water di landasan pacu lapangan terbang ketinggian maksimumnya merupakan 3 milimeter dengan kecepatan kurang lebih 250 kilometer/ jam.

Cocok ketentuan, kecepatan maksimum kendaraan di jalur tol merupakan 100 kilometer/ jam serta 80 kilometer/ jam dalam keadaan apapun. Tetapi dalam keadaan hujan/ basah kecepatan kendaraan butuh di turunkan buat menghindari terbentuknya aquaplaning ataupun hydroplaning.

” Oleh sebab itu, KNKT memandang butuh di berlakukan ketentuan batas besar genangan air( standing water) serta kecepatan maksimum kendaraan kala dalam keadaan hujan di sesuaikan dengan keadaan genangan air,” kata KNKT dalam laporan di web formal, di lansir Sabtu( 9/ 3/ 2024).

Terowongan Kembar

Tidak hanya itu, pada jalur tol Cisumdawu ada terowongan kembar yang ialah terowongan awal serta terpanjang di Indonesia dengan panjang 472 m yang terletak di tol.

KNKT memperhitungkan butuh terbuat kesiapsiagaan paham darurat bencana( emergency response plan).

Perihal ini di butuhkan terpaut gimana pola pengecekan terowongan kala terjalin gempa, perpindahan permukaan tanah ataupun tertabrak kendaraan, gimana pola Manajemen Rekayasa Kemudian Lintas( MRLL) kala terjalin musibah di dalam terowongan.

Bantalan Tabrakan

Pada jalur tol Cisumdawu pula di temui halte dengan bantalan tabrakan( crash cushion) di tempatkan pada Jalan Penghentian Darurat( JPD).

Di sebutkan, ini malah jadi hazard baru pada kendaraan yang hendak memakai JPD, sehingga crush cushion pada JPD hendaknya di hilangkan.

Kecepatan Desain

Menimpa kecepatan desain pada ramp off ataupun ramp on bersumber pada Standar Geometri Jalur Leluasa Hambatan buat Jalur Tol Nomor. 007/ BM/ 2009 merupakan 40 kilometer/ jam serta kecepatan operasional pada ramp off ataupun ramp on hendaknya 80- 85% dari kecepatan desain.

Spesial ramp off ataupun ramp on kecepatan operasional dengan 40 kilometer/ jam ataupun 80% dari design speed, hingga kecepatan desain merupakan 50 kilometer/ jam.

” Guna meminimalisir terbentuknya resiko musibah spesialnya para pengguna jalur tol Cisumdawu, besar harapan KNKT bersumber pada hasil pengamatan yang sudah di coba, penemuan lapangan, masukan dan sebagian saran yang di berikan bisa lekas di implementasikan oleh pihak- pihak terpaut. tegas pihak KNKT.


You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours