Jepang Rayakan Festival Telanjang, Wanita Juga Bisa Ikutan

Estimated read time 3 min read

Jepang Rayakan Festival Telanjang, Wanita Juga Bisa Ikutan – Suatu festival tradisional Jepang yang unik hendak di selenggarakan pada bulan Februari mendatang.” Acara” rakyat itu mewajibkan para pihak yang turut dan buat tiba dengan berbusana sangat sedikit.

Tiap bulan Februari, ribuan laki- laki berpakaian sedikit mengambil bagian dalam Hadaka Matsuri di kuil Shinto di Inazawa, suatu kota di Jepang Tengah. Festival di adakan buat mengusir roh jahat di tahun mendatang.

Festival ini di kira terlarang untuk wanita semenjak awal kali di adakan di kota itu dekat 1. 250 tahun yang kemudian. Hendak namun laporan media Jepang berkata penyelenggara hendak mengizinkan dekat 40 wanita buat ambil bagian pada kegiatan yang kali ini jatuh pada bertepatan pada 22 Februari.

Para perempuan, yang hendak berpakaian lengkap, hendak melaksanakan persembahan ritual berbentuk rumput bambu. Tetapi mereka tidak hendak jadi bagian dari klimaks momiai festival tersebut.

Puncaknya merujuk momen di kala para laki- laki yang cuma menggunakan fundoshi, sejenis cawat tradisional, kaus kaki tabi, serta bandana hachimaki. Di mana mereka beradu satu sama lain buat melemparkan apa yang di yakini selaku nasib kurang baik.

Ayaka Suzuki, yang mengkampanyekan pencabutan larangan terhadap wanita di festival itu berkata dia mau mengambil bagian dalam aktivitas tersebut. Apalagi, semenjak dirinya masih kecil.

” Aku dapat saja berpartisipasi seandainya aku merupakan pria. ” katanya kepada wartawan pesan berita Yomiuri Shimbun yang di lansir Guardian, Kamis( 25/ 12/ 2024).

” Aku memakai peluang ini buat berdoa untuk keselamatan keluarganya serta orang- orang yang terserang akibat gempa bumi mematikan baru- baru ini di Semenanjung Noto,” ucapnya.

Baca Juga :

Geger Penumpang Gigit Pramugari, Pesawat Putar Balik

Sebagian festival di Jepang di kala ini di kenal mulai memperoleh tekanan buat mengizinkan wanita serta orang asing buat turut dan dalam ritualnya. Ini di sebabkan depopulasi yang membayang- bayangi Negara Sakura itu.

Bulan ini, para perempuan mengambil bagian dalam festival api Katsube di Prefektur Shiga buat awal kalinya dalam 800 tahun sejarahnya. Tetapi penyelenggara Somin- sai, yang pula menunjukkan baju sedikit di kota Timur Laut Oshu mengumumkan bulan kemudian kalau kegiatan tersebut hendak di adakan buat terakhir kalinya pada tahun ini.

Jepang Rayakan Festival Telanjang, Wanita Juga Bisa Ikutan

Daigo Fujinami, kepala kuil yang jadi tuan rumah festival itu. Berkata kalau keputusan tersebut di picu oleh banyaknya laki- laki lokal yang berumur lanjut. Belum lagi minimnya orang yang mengawasi kegiatan tersebut.

” Aku menolak anjuran supaya festival tersebut di buka buat orang- orang yang tinggal di luar kota. Perihal itu tidak cocok dengan ritual inti yang sudah di wariskan oleh generasi penduduk setempat,” pungkasnya.

Sedangkan itu, pertumbuhan terhadap keterlibatan wanita pula mulai mencuat di berolahraga Sumo, di mana mereka mulai boleh bertanding secara pemula. Namun buat lanjut ke tahapan professional masih jadi larangan untuk kalangan hawa buat melaksanakannya.

Perempuan pula masih tidak di izinkan merambah suatu bundaran tertutup tanah di dekat arena yang di isyarati dengan bal jerami separuh terkubur yang di ucap Dohyo. Larangan ini juga sempat merangsang perkara besar, di mana pada 2018 sebagian regu kedokteran perempuan bergegas ke ring sumo sehabis seseorang walikota pingsan sebab stroke.

Di kala itu, dengan memakai sistem penyampaian terbuka, wasit kesekian kali memerintahkan mereka buat meninggalkan ring. Tetapi para perempuan tersebut menolak.

 


You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours