Hilirisasi Batu Bara Sulit Jalan, Ternyata Ini Alasannya


Hilirisasi Batu Bara Sulit Jalan, Ternyata Ini Alasannya – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral( ESDM) membeberkan salah satu tantangan yang membatasi Indonesia mengarah hilirisasi produk batu bara ataupun gasifikasi batu bara di dalam negara.

Staf Spesial Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral serta Batu Bara Irwandy Arif berkata salah satu hambatan sulitnya mengadakan nilai tambah lewat hilirisasi batu bara dalam negara merupakan di sebabkan terbatasnya teknologi buat mengeksekusi program tersebut.

” Kenaikan nilai tambah ini masih berat. Begitu bicara ke nilai tambah, hingga segala proses nilai tambah yang terdapat di Indonesia, terdapat kelemahan besar. Kita tidak memiliki teknologi, kita membayar sangat mahal. ” ucap ia dalam kegiatan Seminar Energy for Prosperity, di Hotel Aryaduta, Jakarta, Kamis( 14/ 3/ 2024).

Ia mengatakan apalagi industri batu bara dalam negara semacam PT Kaltim Prima Coal. Serta PT Bukit Asam Tbk( PTBA) yang hendak melaksanakan hilirisasi batu bara dalam negara terhambat. Lantaran teknologi yang di bawa oleh suatu industri asal Amerika Serikat( AS) ialah Air Products mundur dari proyek hilirisasi kedua industri tersebut. ” Air Products mundur kerjasama PTBA dengan KPC penciptaan metanol pula mundur. KPC switch jadi ammonia, PTBA cari mitra baru,” jelasnya.

Baca Juga :

Perusahaan Nikel Di Morowali Siap Produksi Mulai 2025

Perihal itu jadi fakta kalau salah satu karena utama sultnya hilirisasi batu bara susah di coba di dalam nnegeri lantaran keterbatasan teknologi.

Ada pula, Irwandy berkata buat komoditas tambang yang lain pula mengalami tantangan yang sama ialah sulitnya teknologi buat melaksanakan hilirisasi. Ia berkata apalagi teknologi yang ada dari industri luar negara di butuhkan investasi yang besar.

” Misalnya nikel seluruh dari luar negara teknologinya, 90% RKEF dari Cina, HPAL pula dari situ buat baterai. Awal kali masuk di Indonesia tahun 70- an di INCO itu dari Kanada hingga ssekarang di pakai, kemudian terdapat dari Jepang. Tetapi mereka kalah bersaing harga,” tandasnya.

Semacam di kenal, program hilirisasi batu bara yang di gencarkan Presiden Jokowi sampai saat ini tidak kunjung jalur. Terlebih, kala industri petrokimia asal AS, ialah Air Products and Chemicals Inc. Mundur dari 2 proyek gasifikasi batu bara di Indonesia.

Sementara itu, Presiden Jokowi membanggakan proyek gasifikasi batu bara ini sebab dapat memencet impor Liquefied Petroleum Gas( LPG) nasional, serta pada kesimpulannya dapat mengirit devisa negeri.

 


You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours