Harga Cabai Rawit Melambung Tinggi Sampai Rp 110 Ribu

Estimated read time 3 min read

Harga Cabai Rawit Melambung Tinggi Sampai Rp 110 Ribu – Harga cabai rawit sangat tinggi di Kota Tanjungpinang, Provinsi Riau (Kepri). Harga cabai rawit di wilayah tersebut naik hingga Rp 110.000 per kilogram (kg).

“Biasanya harga lada setan berkisar Rp 60.000 per kg, namun belakangan naik menjadi Rp 110.000 per kg” kata Rika, salah satu pedagang di Pasar Induk Bintan di Tanjungpinang, di kutip Antara, Sabtu (11/11/2023).

Tak jauh berbeda, harga cabai merah dan cabai rawit hijau juga mengalami kenaikan dari biasanya sekitar Rp 80.000 per kilogram menjadi Rp 90 per kilogram.

Kenaikan harga cabai di sebabkan semakin berkurangnya pasokan setelah produksi cabai di daerah tanam belakangan ini anjlok akibat buruknya panen.

Lebih lanjut, lanjutnya, peningkatan tersebut juga di sebabkan oleh tingginya biaya logistik terkait pengangkutan cabai dari daerah produksi ke Tanjungpinang, baik melalui jalur laut maupun udara.

“Pasokan cabai kita sangat bergantung pada sumber luar daerah, misalnya dari Jawa hingga Sumatera Barat”; » kata Rico.

Menanggapi hal tersebut, Pj Wali Kota Tanjungpinang Hasan mengaku sedang mencari solusi yang dapat menstabilkan harga cabai di pasaran.

Baca Juga :

UMP 2024 Resmi Naik Dan Di Umumkan Dalam Bulan Ini

Salah satunya, kata Hasan, dengan mensubsidi biaya pengangkutan cabai dari daerah produksi melalui Anggaran Tandan (BTT) Kota Tanjungpinang. Dengan begitu, pasokan dan harga cabai di Tanjungpinang bisa aman dan stabil.

Menurut Hasan, ongkos kirim berpengaruh besar terhadap harga cabai di Tanjungpinang. Faktanya, 99% permintaan cabai Tanjungpinang berasal dari luar daerah dan di kirim melalui kapal laut dan pesawat.

“Kami mengimbau para pedagang cabai untuk mengambil tindakan bersama terhadap kenaikan harga cabai yang terjadi saat ini. Misalnya dengan memberikan subsidi biaya logistik pengiriman”; kata Hasan.

Pelaku yang menyebabkan harga cabai mencapai PLN 100.000 akhirnya terungkap. Rupee per kg.

Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (NFA) Arief Prasetyo Adi menjelaskan alasan di balik kenaikan harga cabai rawit merah hingga di atas Rs 100.000 per kilogram (kg) di banyak daerah.

Arief mengatakan produksi semua jenis cabai menurun akibat El Niño. Selain itu, musim panen raya juga belum di mulai di banyak sentra produksi.

Produksi semua jenis cabai saat ini menurun akibat El Niño dan panen raya belum di mulai”; kata Arief dalam keterangannya di Jakarta, Ranu (8/11). Menurut pedagang, rata-rata harga cabai rawit merah di pasar induk Kramat Jati adalah Rp 70.000 per kg. Saat ini, harga cabai rawit di pasar tradisional atau eceran sudah lebih mahal yakni berkisar Rp 80.000-90.000 per kg.

Harga Cabai Rawit Melambung Tinggi Sampai Rp 110 Ribu

“Lebih dari Rs 100.000 per kilogram juga telah di capai di banyak daerah”; » kata Arief.

Untuk menekan harga jual, pihaknya mengimpor cabai rawit merah sebanyak 2,4 ton (80 kola) yang di kirim ke Jakarta dari petani di Sulawesi Selatan pada Minggu, 11 Mei.

Penguatan kerja sama

Selain itu, pihaknya juga menyerukan penguatan kerja sama antar daerah (KAD) untuk menjamin pemerataan produksi pangan dari daerah surplus hingga defisit sehingga menjamin stabilitas harga. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo.

“Kami telah mengidentifikasi sentra cabai di luar Jawa seperti di Sulawesi Selatan yang siap memasok wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.” » kata Arief.

Deputi Ketersediaan dan Stabilitas Pangan NFA I Gusti Ketut Astawa mengatakan, sesaat setelah cabai datang dari Sulsel, pihaknya mulai menjalin kerja sama dengan Dinas KPKP DKI Jakarta, Dinas Niaga DKI Jakarta, Satgas Pangan, PD Pasar Jaya, IKAPPI. dan PIKJ. melakukan intervensi langsung di 5 (lima)) pasar/pengecer tradisional di berbagai wilayah Jakarta.

“Pengiriman perdana cabai Sulsel di antar ke lima pasar tradisional/pengecer yaitu Pasar Senen Inpres 1 ton, Pasar Serdang 300 kg, Pasar Jembatan Lima 500 kg, Pasar Kemayoran 300 kg dan Pasar Cipete 300 kg “Selain itu, Badan Pangan Nasional akan terus menyediakan CRM untuk pasar turunannya hingga harga kembali normal,” ujarnya. » kata Ketut.


You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours