Hantu Polio Muncul Lagi di Indonesia

Estimated read time 5 min read

Hantu Polio Muncul Lagi di Indonesia – Satu dekade lalu, Indonesia di resmikan selaku salah satu dari 11 negeri South East Asia Regional Office( SEARO) yang sukses menerima Sertifikat Leluasa Polio dari Organisasi Kesehatan Dunia( World Health Organization).

Walaupun telah memperoleh Sertifikat Leluasa Polio pada 2014, Indonesia nyatanya masih di hantui oleh virus yang sangat meluas serta bisa menimbulkan kelumpuhan permanen ini pada 2024.

Bagi Departemen Kesehatan( Kemenkes RI), Jawa Tengah serta Jawa Timur sudah menetapkan status Peristiwa Luar Biasa( KLB) akibat polio semenjak 29 Desember 2023 kemudian. Perihal ini menunjukkan kalau keadaan Indonesia terpaut polio kembali” gawat darurat”.

Sesungguhnya, apa pemicu permasalahan polio” timbul lagi” di Indonesia?

Bagi Direktur Jenderal Penangkalan serta Pengendalian Penyakit( P2P) Kemenkes RI, dokter. Maxi Rein Rondonuwu, mendapatkan Sertifikat Leluasa Polio bukan berarti Indonesia langsung leluasa dari resiko penularan polio.

dokter. Maxi berkata kalau tidak cuma Indonesia, sampai di kala ini masih terdapat negeri endemis serta negeri yang lain yang memberi tahu terdapatnya permasalahan polio baru. Dia menyebut, permasalahan ini di dorong oleh sebagian aspek.

” Leluasa polio sekali lagi bukan berarti leluasa resiko penularan polio,” tegas dokter. Maxi dalam konferensi pers daring, Jumat( 12/ 1/ 2024).

” Semacam yang aku katakan tadi, yang kita beri OPV( imunisasi polio tetes) yang jenis 2 itu dapat masuk pencernaan. Sebab itu ia hanya virus yang di lemahkan, ia keluar lagi, ia dapat mutasi sebagian kali, serta itu dapat melanda kanak- kanak yang tidak di imunisasi polio,” imbuhnya.

Hantu Polio Muncul Lagi di Indonesia

Masih terpaut timbulnya permasalahan polio di masa saat ini, dokter. Maxi menyoroti keadaan Indonesia yang masih mempunyai area tercemar memiliki virus polio serta sikap warga RI yang masih buang air besar( BAB) sembarangan.

” Polio di tularkan pada area yang tercemar, paling utama jika tidak memakai air yang bersih serta masih menggunakan air di balik rumah,” jelas dokter. Maxi.

” Sekalipun telah terdapat memiliki wc, tetapi buangnya banyak ke sungai, terlebih jika yang di coba itu buang air besar sembarangan. Aku kira itu di Indonesia masih banyak di coba. Virus itu bisa bertahan hidup sepanjang berapa waktu di tanah serta air,” lanjutnya.

Benarkah vaksin polio tidak jitu menanggulangi polio?

Akibat permasalahan polio di Indonesia kembali timbul, sebagian pihak dari belahan warga menyebut kalau vaksin polio tidak sanggup membagikan imunitas terhadap anak di dasar umur di 4 bulan.

Selaku data, anak di rekomendasikan buat menerima OPV 1 pada umur satu bulan, OPV 2 di umur 2 bulan, OPV 3 di umur 3 bulan, OPV 4 dan vaksin polio suntik( IPV) 1 di umur 4 bulan, serta IPV 2 di umur 9 bulan.

Menjawab perihal tersebut, Pimpinan Komisi Nasional Peristiwa Ikutan Pasca Imunisasi( Komnas KIPI), Profesor. Dokter. dokter. Hinky Hindra Irawan Satari Sp. A( K), Meter. TropPaed menegaskan kalau evaluasi tersebut tidak benar.

Profesor. Hinky menekankan, pemberian imunisasi ataupun vaksin polio malah di rekomendasikan semenjak dini sebab sanggup membagikan proteksi terhadap balita dari resiko polio.

” Itu menyesatkan sekali kalau anak di dasar umur 4 bulan tidak membagikan imunitas. Malah, di perlukan pada masa itu,” ucap Profesor. Hinky dalam peluang yang sama.

” Malah vaksin di perlukan masa dini, membagikan proteksi pada balita supaya fase di lewatkan dengan nyaman. Jangan hingga anak cacat serta tidak maksimal berkembang kembangnya,” tambahnya.

Pembaharuan Permasalahan Polio di Indonesia

Pada November serta Desember kemudian Kemenkes RI menciptakan 3 permasalahan lumpuh layu kronis ataupun Acute Flaccid Paralysis( AFP) akibat virus Polio Jenis 2 di Jawa Tengah serta Jawa Timur.

Bagi laporan Kemenkes RI, permasalahan lumpuh layu kronis awal di rasakan oleh anak wanita berumur 6 tahun( NH) di Klaten, Jawa Tengah. NH hadapi lumpuh layu kronis pada 20 November 2023 dengan riwayat OPV cuma 2 kali.

Kemudian, permasalahan kedua di rasakan oleh anak pria berumur 1 tahun( MAF) di Pamekasan, Jawa Timur. MAF hadapi lumpuh pada 22 November 2023 dengan riwayat imunisasi lengkap, tetapi hasil pengecekan menampilkan kalau dia hadapi malnutrisi.

Bersumber pada hasil pengecekan Laboratorium Referensi Polio Nasional BBLK Surabaya serta hasil sekuensing dari Laboratorium Bio Farma Bandung pada 20 serta 22 Desember 2023, NH serta MAF positif virus Polio Jenis 2.

Terakhir, permasalahan lumpuh layu kronis di rasakan anak pria berumur 3 tahun 1 bulan( MAM) yang berdomisili di Sampang, Madura, Jawa Timur. MAM hadapi lumpuh pada 6 Desember 2023 dengan riwayat OPV 4 kali serta polio suntik( IPV) satu kali. Hasil pengecekan juga menampilkan kalau MAM positif virus Polio Jenis 2.

Bagi dokter. Maxi, ketiga anak tersebut telah di rawat di rumah tiap- tiap dengan keadaan membaik. Tetapi, ketiganya hadapi cacat permanen akibat virus Polio Jenis 2.

Baca Juga :

Korupsi Pengadaan APD Kemenkes KPK Tetapkan Tersangka

dokter. Maxi berkata, kelumpuhan permanen dapat terjalin sebab virus Polio melanda sistem saraf sehingga otot anggota gerak badan lumpuh. Dengan demikian, ketiga penderita anak membutuhkan rehabilitasi lebih lanjut.

” Virus ini dapat sembuh sendiri, tetapi cacatnya cacat permanen,” kata dokter. Maxi.

Tidak cuma ketiga permasalahan tersebut, Kemenkes RI pula menciptakan 9 permasalahan polio pada anak di Sampang bersumber pada surveilans AFP terhadap 30 anak. Pengamatan itu di coba sehabis temuan permasalahan MAM.

Tetapi, Kemenkes RI berkata kalau 9 permasalahan di Jawa Timur tersebut belum hadapi indikasi. Guna menghindari kemampuan lumpuh layu kronis, 9 permasalahan tersebut di berikan imunisasi bonus.

” Di Sampang telah keluar hasil dari 30 anak, yang telah keluar hasilnya 22 ilustrasi, telah di temukan 9 positif. Sekalipun mereka belum terdapat indikasi, itu coba di intervensi dengan imunisasi bonus,” kata dokter. Maxi.

Tidak hanya di Sampang, wilayah lain yang mencatat penemuan permasalahan lumpuh layu kronis, semacam Pamekasan serta Klaten pula di coba surveilans seragam. Tetapi, belum terdapat hasil surveilans yang di laporkan.

 


You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours