Gantikan Peran Listrik Batu Bara, RI Butuh Dana – PT PLN( Persero) mengatakan anggaran buat menggenjot pengembangan tenaga baru serta terbarukan( EBT) di Indonesia lumayan fantastis. Ada pula sampai 2040 mendatang, kebutuhan dana diperkirakan menggapai US$ 152 miliyar ataupun dekat Rp 2. 389 triliun.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menguraikan, anggaran tersebut di gunakan buat pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan. Paling tidak sampai 2040 mendatang, hendak terdapat akumulasi kapasitas pembangkit listrik sampai 80 Giga Watt( GW). Dengan rincian, ialah 75% berasal dari pembangkit berbasis tenaga baru serta terbarukan( EBT) serta 25% berasal dari pembangkit berbasis gas.
” Dari mari terdapat dekat 30 GW hidro serta geothermal, setelah itu dengan terdapatnya smart grid, pula terdapat akumulasi dekat 28 GW wind serta solar hingga 2040. Price tag- nya, di hitung kemarin dekat US$ 152 miliyar. Jadi jika kalikan Rp 15. 000, dekat Rp 2. 300 triliun antara hari ini hingga 2040,” kata Darmawan dalam kegiatan Road to PLN Investment Days 2024 di Jakarta, Rabu( 6/ 3/ 2024).
Bagi Darmawan, kenaikan jatah pembangkit EBT sebesar 75% bukan tanpa karena. Perihal tersebut menyusul upaya industri dalam menolong pemerintah merendahkan emisi karbon di zona pembangkitan.
Darmawan mengaku komitmen melaksanakan transisi tenaga di awali dekat 3 tahun yang kemudian. Paling utama, kala industri menyusun Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik( RUPTL) dengan menghapus rencana pembangunan proyek PLTU batu bara berkapasitas 13 Giga Watt( GW).
Ada pula pembatalan pembangunan proyek PLTU batu bara dengan kapasitas total 13 GW selaku upaya industri dalam mengarah ke pemakaian tenaga bersih.
” 3 tahun kemudian, kita, Departemen ESDM serta PLN mengganti RUPTL- nya, terdapat 13 GW PLTU dalam planning di hapus. Di hapus, terdapat 1, 1 GW PLTU batu bara, bukan cuma di hapus, di gantikan dengan tenaga baru terbarukan. Terdapat 800 MW PLTU yang bukan cuma di hapus, di gantikan dengan gas,” tambahnya.
+ There are no comments
Add yours