Isu Selat Muria Muncul Lagi, Badan Geologi RI Buka-Bukaan

Estimated read time 2 min read

Isu Selat Muria Muncul Lagi, Badan Geologi RI Buka-Bukaan – Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral( ESDM) Muhammad Wafid menampik isu hendak tercipta kembalinya Selat Muria yang sudah lenyap dekat 300 tahun yang kemudian.

Baginya, Selat Muria yang menghubungkan Pulau Jawa serta Pulau Muria dulu tidak bisa jadi tercipta dalam waktu dekat. Ataupun dapat tercipta kembali lewat proses geologi yang dahsyat, semacam gempa bumi tektonik dengan berkekuatan besar.

” Di wilayah pesisir Demak kecepatan land subsidence di perkirakan berkisar 5- 11 centimeter/ tahun. Sebagian tempat di wilayah pesisir mempunyai elevasi yang lebih rendah di bandingkan muka air laut. Sehingga apabila terjalin banjir rob hendak menjorok jauh masuk ke daratan. Walaupun terjalin penyusutan tanah di wilayah Demak serta sekitarnya, Selat Muria bukan berarti hendak tercipta kembali dalam waktu dekat. Banjir di kala ini yang lama surut, lebih di pengaruhi oleh hawa ialah curah hujan yang besar, terdapatnya kehancuran infrastruktur. ” tegas Wafid mengutip webiste Departemen ESDM, Pekan( 24/ 4/ 2024).

Isu Selat Muria Muncul Lagi, Badan Geologi RI Buka-Bukaan

Baca Juga :

Izin Tambang Freeport Di Perpanjang Ke 2061

Wafid menarangkan, tanggul serta keadaan susunan tanah di dasar permukaan. Yang di dominasi susunan lempung lunak yang cenderung bertabiat impermeable sehingga lama meloloskan air. Tidak hanya itu, terbentuknya banjir rob pula menimbulkan banjir yang lumayan besar di wilayah pesisir. Serta hendak hadapi genangan yang lumayan lama.

” Secara teori, Selat Muria bisa jadi saja tercipta kembali, ialah apabila terjalin proses geologi yang dahsyat, misalnya terbentuknya gempa bumi tektonik berkekuatan sangat besar yang menimbulkan terbentuknya amblasan seketika( graben) serta mencakup areal yang luas,” jelas Wafid.

Bagi Wafid, Graben Land Subsidence ataupun penyusutan tanah tidak lumayan selaku aspek pemicu Selat Muria tercipta kembali. Jikapun terjalin hendak membutuhkan waktu yang sangat lama( skala waktu geologi; ratusan hingga ribuan tahun) serta kecepatan penurunannya wajib seragam mulai dari Demak sampai Pati.

Kenyataan di lapangan bersumber pada riset Tubuh Geologi memperlihatkan ada perbandingan kecepatan penyusutan tanah, di mana pada wilayah pesisir lebih kilat di bandingkan daratan.

” Sebagian di taksir aspek dominan mungkin hendak kembali terjadinya Selat Muria merupakan terbentuknya penyusutan muka tanah yang besar yang pula di iringi peningkatan muka air laut akibat pergantian hawa dan terganggunya pola aliran sungai sebab elevasi daratan lebih rendah di bandingkan muka air laut,” pungkas Wafid.


You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours