Harga Listrik Energi Hijau Mulai Saingi Batu Bara

Estimated read time 3 min read

Harga Listrik Energi Hijau Mulai Saingi Batu Bara – Departemen Tenaga serta Sumber Energi Mineral( ESDM) mengklaim, harga listrik dari tenaga baru serta terbarukan( EBT) telah mulai mendekati harga listrik dari pembangkit listrik berbahan bakar fosil ataupun dalam perihal ini merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap( PLTU) batu bara.

Perihal ini di sebabkan, utilisasi EBT di Indonesia lama- lama mulai terus di maksimalkan bersamaan dengan potensinya yang melimpah. Pengembangan teknologi tenaga bersih apalagi mengakselerasi tercapainya skala keekonomian harga EBT yang di nilai terus menjadi kompetitif serta mulai di lirik para investor tenaga.

Sekretaris Jenderal Departemen ESDM, Dadan Kusdiana berkata, harga listrik dari pembangkit EBT telah nyaris mendekati harga listrik berbasis fosil, apalagi terdapat yang lebih efektif. Pertumbuhan positif ini membuat penyeimbang persaingan usaha antara EBT serta tenaga fosil.

Dengan begitu, pemerintah memiliki alibi kokoh buat menjadikan EBT selaku sumber tenaga.

Kemajuan dalam teknologi tenaga terbarukan, spesialnya pada zona pembangkit listrik tenaga surya( PLTS). Serta angin( PLTB), sudah membolehkan efisiensi yang lebih besar. Sehingga berakibat terhadap penyusutan bayaran penciptaan listrik yang di hasilkan lebih rendah di banding dengan pembangkit tenaga fosil.

Baca Juga :

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Akan Segera Hadir Di RI

” Secara keekonomian PLTB Sidrap serta PLTB Jeneponto di 2016, kontrak listriknya yang di tandatangan serta di setujui oleh Menteri ESDM, biayanya itu US$ 10, 9 sen per kilo Watt hour( kWh). Saat ini, telah terdapat kontrak baru PLTB di Kalimantan Selatan dini tahun 2023 ini, kapasitanya sama kira- kira 75 megawatt( MW). Bila di banding dengan harga 6- 7 tahun kemudian, saat ini angkanya merupakan di dasar USD6 sen per kWh,” ucap Sekretaris Jenderal Departemen ESDM Dadan Kusdiana di lansir, Senin( 18/ 12/ 2023).

Harga Listrik Energi Hijau Mulai Saingi Batu Bara

Dadan pula mengkomparasikan harga pembangkit EBT dengan harga pembangkit berbasis tenaga fosil, semacam batubara( PLTU). Dia apalagi memperhitungkan harga tenaga hijau apalagi lebih murah. Perihal ini menampilkan kalau pembangkit listrik dari EBT dapat lebih kompoetitif.

” Harga listrik PLTS Cirata( US$5, 8 sen per kWh) itu angkanya di dasar US$ 6 sen per kWh pula. Jika mau simpel hitung saja, misal penciptaan listrik dari batubara satu kWh itu butuh dekat 0, 7 hingga 0, 8 kilo batubara. Jadi, komponen bahan bakarnya itu dapat langsung dihitung di sana. Yang per saat ini angkanya wajib lebih mahal dari yang tadi. Ya apakah EBT ini kompetitif? saat ini telah tendensinya ke sana,” lanjut Dadan.

Dengan Harga batu bara acuan( HBA) berkisar antara US$ 125- US$ 130 per ton, hingga harga listrik dari EBT telah bisa bersaing dengan harga listrik berbasis fosil.

” Dengan HBA dikala ini berkisar di angka dekat US$ 130 per ton ini telah bersaing. Jadi, EBT ini saat ini telah masuk skala keekonomian. Kita head to head saja dengan fosil telah dapat. Jadi narasi yang mau aku bangun itu merupakan saat ini tidak terdapat alibi lagi buat tidak mengenakan EBT,” pungkas Dadan.


You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours